....welcome to the junggle...

Jumat, 22 Oktober 2010

...The Photographers...


Lucu, gila, seru, kompak, jahil...ini yang terjadi di Jogja java carnival 2010, para penggemar fotografi yang rebutan space sampe ribut dengan security untuk mencuri moment2 di event ini. yang ga' saling kenal, akhirnya malah pada kompak n' kerjasama untuk merangsek kedepan..mengelabui security acara dengan berbagai strategi dan cara...hahahaha..saalutt..keep jepret kawan....
terima kasih untuk trik dan intriknya...hehehe..serasa perang.

Kreativitas di JOGJA JAVA CARNIVAL 2010





YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Perhelatan Jogja Java Carnival 2010 dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-254 Kota Yogyakarta berlangsung semarak, Sabtu (16/10/2010) malam. Pawai bermacam-macam kendaraan hias yang didukung lebih dari 1.000 peserta itu mendapat sambutan antusias warga.


Antusiasme puluhan ribu warga untuk menyaksikan perhelatan tahun ketiga ini sudah terlihat sejak sore hari. Ruas-ruas jalan di sekitar rute karnaval, seperti Jalan Malioboro, Jalan Mataram, Jalan Brigjen Katamso, dan Jalan KH Ahmad Dahlan macet.



Warga dari berbagai kalangan menyesaki rute karnaval yang mengambil tema besar "Harmonight" sepanjang 1,4 km, mulai dari Jalan Malioboro hingga Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. Panitia juga menyediakan layar raksasa yang tersebar di enam titik kota untuk mengakomodasi warga yang tak kebagian tempat.

Karnaval yang juga diramaikan partisipan dari Thailand dan Suriname itu dimulai pukul 19.00. Para peserta menampilkan kebolehan masing-masing berupa tarian, akrobat, dan atraksi belasan mobil hias di hadapan warga dan tamu VIP yang di antaranya dihadiri oleh Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X serta Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto.

Tujuh kendaraan hias yang menjadi atraksi utama dan didukung 612 penari membawakan tema "Gunungan", "Putri Bulan", "Tugu Golong Gilik", "Tuwuh" (lingkungan hidup), "Global Warming" (pemanasan global), "Dewi Air", dan "Naga Jawa". Tema-tema itu merupakan perwujudan dari tiga subtema karnaval, yakni keselarasan dengan sesama (golong gilig), keselarasan dengan alam (hamemayu hayuning bawana), dan keselarasan dengan pencipta (manunggaling kawula gusti).

membaca sedikit liputan Jogja Java carnival ini, komentar saya yang liat acara ini langsung adalah..."PERTAMAX" buat kreativitas pada seniman-seniman dan pelaku seni yang berpartisipasi dalam acara ini. Jogja selalu saja dipenuhi kreativitas yang ga' ada matinya, menghidupkan setiap pagelaran dan acara-acara seni yang di tampilkan dikota ini, pertanyaanya kenapa tak setiap daerah memiliki semangat seperti ini ya???

Kamis, 09 September 2010

..Indahnya Lebaran ..MUDIKK???....


--"Mudik ga?? Pulang kampung ga??" pertanyaan lumrah buat para perantauan hehe...
tradisi mudik, tradisi unik di Bumi pertiwi ini yang selalu jadi pembicaraan hangat pada setiap menyambut lebaran, berbagai cara pun di lakukan demi bertemu keluarga, salah satunya yang kayak saya liat di salah satu TV stasiun swasta hari ini, mudik pake becak dari Surabaya menuju Kota semarang dalam waktu 3 hari,,(waw...ga' gempor tu kaki)..inilah salah satu dari cerita2 menariknya mudik...
saya sendiri setelah 3 tahun tak pernah berlebaran dengan keluarga sekarang merasakan lagi Indahnya makna lebaran berkumpul bersama keluarga, menyambut hari yang fitri ini dengan segala kehangatan rumah dan cerita dengan saudara, orang tua, kakak dan adik rasanya memang berbeda, ga' cukup2 rasanya ungkapan syukur atas nikmat yang di berikan Tuhan buat saya...
pantas saja banyak orang berusaha berdesak2kan, menempuh perjalanan jauh, hanya untuk berlebaran bersama keluarga...
ingat kejadian waktu saya masih kuliah yang tiap tahunnya menunggu liburan lebaran untuk mudik, bertemu keluarga, rasanya apapun bisa saya perjuangkan demi sampai ke kehangatan rumah..ibu saya selalu telpon berulang-ulang "tanggal berapa pulang??" hufh..kehangatan rumah yang sampai sekarang pun masih membuat saya berat meninggalkan rumah dengan penghuni2 di dalamnya...yahh...bersyukurlah selalu buat mereka yang masih bisa berlebaran bersama keluarga...

buat semuanya saya yang hanya manusia biasa dan tak sempurna ini Mohon Maaf lahir batin, SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H...semoga anda selalu mensyukuri nikmat Allah baik anda nikmati bersama keluarga atau tidak....

Senin, 30 Agustus 2010

...Menyelusuri jejak Laskar Pelangi...




..berlanjut dari post Oleh2 dari Belitung Island..saya menyempatkan diri Berkeliling belitung mengunjungi tempat-tempat dimana Ikal menggariskan jejaknya di tanah Belitong...hehe..



yupsss... Laskar Pelangi adalah karya anak negeri Pulau Belitung Andrea Hirata, yang membuat saya kagum dan tak bosan2nya mengulangi membaca karya2 master ini...
yang ga' tau cerita ini..nich sekilas ceritanya....


Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah:



1. Ikal aka Andre Hirata
2. Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
3. Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
4. Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
5. A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
6. Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
7. Kucai; Mukharam Kucai Khairani
8. Borek aka Samson
9. Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
10. Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan


Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur.


Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.



Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.




Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.

Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Buku ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.

oleh-oleh dari BelituNg IslanD



..akhirnya cita-cita saya berkunjung kepulau tetangga terkabul juga..hehe..
nebeng dengan bang debil, teman KAPALA yang kebetulan sekarang sudah melejit pamornya jadi konsultan dibidang pariwisata di UGM, saya berangkat dengan modal seadanya..(25 tuch tanggal tua cuy, buat karyawan seperti saya hehehe)..ada kejadian lucu juga sebelum berangkat, bang debil yang sebelumnya sempat menyelesaikan kerjaan di Desa Tanjung, Mentok, Bangka Barat hari itu saya ajak muter2 Kota Pangkalpinang, dasar guide abal-abalan kita malah nyasar sampai ke tanjung bunga hahaha..
cukup dengan cerita nyasar yang merupakan aib itu wkwkkwk...hampir sadja saya Eketinggalan kapal cepat express bahari menuju Belitung..hufhh..untungnya masih terkejar juga...
4 jam waktu yang di perlukan untuk sampai ke Pulau Bali terpotong tersebut, sepanjang perjalanan sayangnya saya malah tertidur, padahal senja di luar kapal kerennya nauzubillah itu baru saya ketahui pas kapal sudah berlabuh..saya menyesal kenapa tidur..hikzzz..
tiba di pelabuhan Tanjung Pandan, Agus Pahlevi seorang teman yang sukses dengan bisnis tour n' travelnya sudah siap menjemput..(nama travelnya LEVI TOUR..ga' bakal nyesel pake paket tour sahabar saya ini, ini saya merekomendasikan bukan sebagai sahabat saja tapi sebagai penikmat wisata hehehe...anda bisa hubungi levi di nomor 0817271339 atau 08127173731...tinggal anda pilih mau berwisata dengan gaya apa..)
dari Pelabuhan, kami buka puasa dulu di Restoran Pandan Laut, Pemandangan Senja di antara mangrove di belakang Resto menjadikan suasana makan malam tambah mantab dengan menu, Gangan (masakan ikan berkuah kuning yang slruppppppppppp banget), Ikan Jebung Bakal lengkap dengan sambel kecap rawitnya, Udang Arak, sama Tumis Kangkung...MANTABSSSSSSSSSSS!!


kunjungan pertama adalah bekerja wkwkkwk..ya setelah di hari pertama menyelesaikan pekerjaan kami di undang berkunjung ke pulau babi, walau Badai ujan...


akhirnya sampai juga di pulau ini, ada beberapa selter yang di bangun oleh beberapa LSm lingkungan hidup. sekali lagi saya tercengang melihat indahnya pemandangan pulau ini...malam hari di Pulau babi kami menikmati indahnya bulan purnama disertai menu makan malam IKAN BAKARRRRRRRRR..humhh...


sayang disayang karena blasteran liburan dan kerjaan, niat snorkling di pulau lengkuas gagal total karena pagi itu juga saya dan bang debil mesti ke desa sijuk untuk sosialisasi desa wisata, penduduk belitung ramah2 dan di desa-desa ini kita masih bisa melihat rumah2 tradisional khas melayu belitung. salah satu peninggalan yang unik adanya mesjid dan klenteng yang berdekatan katanya peninggalan laksamana Ceng Ho, menggambarkan bertapa besarny tingkat toleransi antar umat beragam adi tempat ini.



selama di Belitung, beberapa tempat pembuatan film Laskar Pelangi dan Sang pemimpi saya datangi, tempat-tempat yang mengingatkan saya akan perjuangan anak daerah menempuh pendidikan dalam sekuel Laskar Pelangi yang di ambil dari Buku karya Andrea Hirata pengarang Favorit saya hehehe...




Berkunjung ke manggar dimana lokasi pembuatan film Laskar Pelangi banyak dilakukan, disini kami berkunjung ke SD muhammadiyah, Pasar Ikan, Klenteng dimana Aling dan Ikal bertemu, hufhh..saya sangat meningmati perjalan singkat ke Pulau Belitung ini, 5 hari yang tak terlupakan. yang jelas saya akan kembali lagi ke pulau ini untuk berwisata..hehe...tapa iming2 kerjaan...

bagi anada penikmat travelling saya sangat merekomendasikan tempat ini...anda tak akan menyesal...

Selasa, 24 Agustus 2010

Chiat Ngiat Pan..Ritual Sembahyang Rebut..



Adat kepercayaan warga Tionghoa mempercayai bahwa pada tanggal 15 bulan 7 tahun imlek (Chiat Ngiat Pan), pintu akherat terbuka lebar dimana arwah-arwah yang berada di dalamnya keluar dan bergentayangan. Arwah-arwah tersebut turun ke dunia dengan keadaan terlantar dan tidak terawat, sehingga para manusia akan menyiapkan ritual khusus untuk diberikan kepada mereka berupa pemberian bekal, seperti makanan, minuman dan buah-buahan. Selain itu juga disediakan rumah-rumahan yang terbuat dari kertas, uang dari kertas dan baju-baju dari kertas pula yang memang diperuntukkan bagi para arwah.

Oleh sebab itu setiap tanggal 15 bulan 7 tahun imlek (Chiat Ngiat Pan), warga Tionghoa di Provinsi Bangka Belitung selalu mengadakan ritual sembayang rebut atau yang sering disebut Chiong Si Ku di setiap kuil dan kelenteng dimana puluhan umat memberikan penghormatan yang diiringi dengan panjatan doa keselamatan dan keberkahannya.

Selain dikunjungi oleh warga Tionghoa yang memang ingin mengikuti ritual sembayang, juga datang warga lainnya yang memang sekedar ingin menyaksikan ritual yang dipenuhi dengan nuansa mistis ini dengan berbagai keunikan lainnya.

Pada ritual acara ini, disediakan berbagai jamuan sesaji yang tersusun rapi. Biasanya diletakkan diatas bangunan khusus yang terbuat dari kayu dan papan. Terkadang dibuat dalam 2 tingkat (bersusun dua lantai tempat sesajian). Terdapat juga patung Dewa Akherat - Thai Se Ja yang dibuat dalam ukuran besar, berbagai patung lain yang terbuat dari kertas seperti patung berbentuk binatang, pesawat, kapal, gedung dan bermacam bentuk lainnya.

Menjelang tengah malam, jamuan-jamuan yang dihidangkan sudah dirasa cukup dinikmati oleh para arwah, sehingga prosesi ritual dilanjutkan dengan upacara rebutan sesaji yang berada di atas altar persembahan. Acara sembayang rebut ini dapat diikuti oleh seluruh pengunjung yang sebelumnya diberikan aba-aba terlebih dahulu sebagai tanda saling rebutan sesaji dimulai. Ada kepercayaan bahwa para peserta yang ikut prosesi rebutan akan mendapatkan bala (musibah) apabila tidak mendapatkan apa-apa saat rebutan. Maka dari itu, biasanya peserta akan mengambil apapun yang masih ada agar tehindar dari bala, disinilah keunikan yang utama dari ritual ini.

Acara puncak dilakukan dengan pembakaran patung Thai Se Ja (sosok raksasa yang sedang duduk dengan mata melotot dimana di tangan kanan Thai Se Ja memegang alat tulis dan tangan kiri memegang buku). Thai Se Ja merupakan Dewa Akherat yang akan membawa para arwah kembali ke dunia Akherat yang disimbolkan dengan patung yang terbuat dari kertas. Pada saat pembakaran patung Thai Se Ja, uang-uang kertas, baju-baju dari kertas dan miniatur rumah dari kertas juga ikut dibakar bersamaan dengan patung Thai Se ja.





Acara puncak ini juga menandakan bahwa arwah-arwah telah dibawa kembali oleh Thai Se Ja kembali ke dunia akherat, sehingga para manusia dapat melanjutkan kembali aktivitas mereka seperti biasa tanpa harus takut diganggu oleh para arwah gentayangan.

Biasanya sebelum acara puncak dilakukan, di sekitar kuil atau kelenteng tempat prosesi ritual diadakan hiburan seperti pertunjukan barongsai dll. Bahkan dibeberapa tempat (Koba, Kabupaten Bangka Tengah) diadakan lelang dadakan sebelum acara puncak dilakukan. Berbagai barang yang dilelang sangat beragam seperti bahan makanan (beras, minyak kelapa,dll), alat elektronik (kulkas, TV, radio,dll), Sepeda dan barang-barang lainnya.

Proses lelang ini di koordinasikan oleh pihak Kuil/Kelenteng setempat. Adapun barang lelang terkadang merupakan sumbangan dari pihak donatur pengusaha Tionghoa setempat. Dalam lelang ini, yang sangat menarik adalah harga barang sangat menarik dan bergerak tak terduga. Dan cara pembayaran juga sangat mudah, setoran awal keikutsertaan yang murah dan jangka waktu pembayaran yang dapat dicicil dalam 1 (satu) tahun. Seluruh dana yang diterima menurut informasi teman Didi (warga Tionghoa), ternyata sepenuhnya untuk kuil / kelenteng setempat. Dan acara lelang adalah salah satu acara yang paling dinanti-nanti banyak orang, terutama warga Tionghoa.

Di kabupaten Bangka, biasanya kuil yang paling ramai dikunjungi oleh warga adalah Kuil Thai Pak Kung yang berlokasi di Merawang (jalan raya antara Kota Pangkalpinang dan Kota Sungailiat).



Pada hakekatnya, ritual acara sembahyang rebut ini menurut adat kepercayaan warga Tionghoa bertujuan untuk saling membantu. Dengan memberikan sedikit dari apa yang dimilikinya untuk ritual ini berarti manusia telah mencerminkan sikap saling membantu dan mengasihi kepada makhluk Tuhan apapun wujudnya. Untuk selanjutnya manusia hanya dapat mengharapkan berkah dan keselamatan bagi hidupnya di dunia dengan memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa.

Sumber : http://tinabun.blogspot.com/2009/11/sembayang-rebut-chit-ngiat-pan.html
Foto :Hongky Lie

..Pantai Pasir Padi..




Lagi2 berburu foto di Pantai Pasir Padi, salah satu destinasi wisata yang terletak di dalam kota pangkalpinang ini memang tak habis2nya bisa di explore, Pantai Pasir Padi berjarak 7 Km dari Pangkalpinang ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pantai Pasir Padi ini merupakan satu-satunya kawasan wisata paling ramai yang dikunjungi masyarakat kota Pangkalpinang. Pantai Pasir Padi memiliki karakteristik pantai berpasir putih dengan laut biru tenang. di pantai ini sinar pagi sang surya memancar indah setiap hari, sehingga banyak wisatawan baik dari daerah sekitar, dari berbagai daerah diluar pulau Bangka, bahkan dari mancanegara, mengunjungi pantai pasir padi.


Keunikan Pantai Pasir Padi yang memiliki garis pantai sepanjang 100 hingga 300 m adalah ombak yang tenang dan kontur pasir yang padat, putih dan halus. Oleh sebab itu, pantai ini nyaman untuk pejalan kaki bahkan dapat di lalui oleh kendaraan bermotor roda empat maupun roda dua.


Pantai yang mempunyai pemandangan alam yang sangat indah ini berada tidak jauh dari Pulau Punan, yang dapat dikunjungi dengan berjalan kaki ketika air laut surut. Selain itu, juga terdapat Pulau Semujur dan Pulau Panjang yang berada sekitar 2,5 Km di perairan Pasir Padi.

Pantai kunjungan wisata yang paling digemari oleh semua tingkat usia ini sangat nyaman untuk mandi atau berjemur, karena kehangatan air lautnya, dan ketenangan ombaknya. Banyak kelompok pengunjung yang sengaja datang untuk bermain bola kaki di pantai. Bagi pemuda yang mempunyai sifat dinamis pantai ini merupakan surga untuk mengadu ketangkasan dan kecepatan bersepeda motor. Bahkan Ikatan Motor Indonesia (IMI) sering menggelar balapan sepeda motor, sebagai penyaluran jiwa dinamis anak-anak muda penggemar kebut-kebutan di jalan raya. Menjelang senja banyak pengunjung datang sekedar untuk menikmati udara sore dan menyaksikan kemeriahan Pantai Pasir Padi. Pantai Pasir Padi sering menjadi tempat penyelenggara acara keagamaan seperti pechun dan acara-acara lainnya.

Untuk menunjang sektor pariwisata Pantai Pasir Padi, sejumlah akomodasi yang berupa hotel berbintang, dengan fasilitas lengkap, seperti restoran, dan ruang konferensi, pameran dan lain-lain, tersedia. Selain itu warung-warung tradisional yang menyajikan berbagai hidangan laut menambah variasi akomodasi pantai itu.(sumber :www.visitbangkabelitung.com

Berburu Senja di Jembatan Baturusa

...mengejar matahari yang menghilang di langit barat alias SUNSET, seneng rasanya liat hasil2 bidikan temen2 fotografer yang profesional, walau blom sebagus hasil bidikan mereka ...hmmm...sedikit puas dengan bidikan amatiran dari Nikon D40 ku...
nich hasilnya...










Senin, 23 Agustus 2010

...Rumput tetangga yang Hijau...


..kalo kerjaan dah pada beres, kantor sepi dan mata udah rada kriyip2 biasanya bakal tercetus banyak obrolan ngalor ngidul yang ujung-ujungnya jadi curhat hehehe...
wajarrrlah setiap manusia punya masalah hidup yang beda-beda ga' ada salahnya sharing yang kadang-kadang bisa memberi masukan buat menyelesaikan urusan kita daripada kerutan di muka lebih cepet datang dan ujung-ujungnya hasil kerja keras berakhir di kasir salon terdekat, mending curhat..
mungkin ajang rumpi ini sedikit banyak ada yang iri dengan post saya ini,
"enaknya bisa ngerumpi ya, padahal saya tiap hari tak ada waktu luang walau hanya buat makan, andai kerjaan saya kayak kalian" (diperankan oleh pemeran pembantu)...
hayahhh..may be dalam hidup ini rasa iri hati sama sesuatu yang kita lihat, kita dengan, kita perhatikan terhadap kesenangan dan kebahagiaan yang dimiliki orang lain itu acapkali terjadi...
bang bram teman kantor bilang "Rumput tetangga sering kelihatan lebih hijau" (langsung dikutip dari yang bersangkutan)
yachhh....ini bukan karena kita seperti sapi yang malas hingga bicara masalah rumput, maksudnya adalah bahwa sering kali rasa tidak bersyukur kita akan pekerjaan atau yang kita miliki bukannya memotivasi diri untuk berusaha lebih keras tapi malah mengeluh tiada henti dan meratapi apa yang tidak kita miliki. ujung-ujungnya terjadilah penurunan kinerja n' kualitas hidup kita (kerjaan jelek berarti dompet nambah tipissssss cuy xixiixixi). nah gimana caranya agar kita memikirkan cara membuat rumput kita sama hijau atau lebih hijau dari rumput tetangga yang sudah lebih hijau itu bukannya mikirkan cara menjajah rumputnya tetangga. ribetttttttt amat kata-katanya ya.. >,<..caranya ya cuman satu IKHLASSS!!!
yups...bersyukur atas apa yang kita miliki membuat rasa penghargaan terhadap kepunyaan kita lebih tinggi, setiap hal memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri, meminimalisir kekurangan dan mengoptimalkan kelebihan kita lah yang ng mesti kita tekan dalam diri kita. jadi ga' ada acara untuk iri pada rumput tetangga yang hijau yang ternyata rumput kita yang tidak hijau mungkin malah lebih subur. ya karena mata kita tertutup oleh rumput hijau tetangga kita jadi tidak melihat rumput gajah yang kita tanam.
intinya rasa bersyukur itu akan mengundang rasa bersyukur lainnya yang akan datang menghampiri kita.

Bunga Bangkai yang tumbuh di Pulau Bangka..Ups..ternyata Rafflesia Alnordii ama Bunga Bangkai tuch Beda ya...



Pangkalpinang- Rafflesia Arnoldi atau lebih dikenal sebagai Bunga Bangkai, setau saya bunga ini mulai terkenal di bengkulu ya...ini info yang saya dapat dari salah satu web mengenai tumbuhan ini
"Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini.Merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis."(http://koranbaru.com/perbedaan-bunga-bangkai-dan-bunga-raflesia-arnoldi/)..
makanya kaget saat ayah saya memamerkan hasil jepretannya..(wawwwwwwww...!!!) ga' nyangka kalo bunga ini ternyata tumbuh juga di Prov. Bangka Belitung, flora yang cantik satu ini memiliki bentuk yang indah, yaikk..walau baunya itu kadang mengganggu aktivitas memandangnya...si cantik yang bau ini hanya mekar selama 1 minggu didepan rumah..agak kecewa juga karena saya hanya bisa melihat fotonya...semoga lain kali berbunga lagi...
dan ternyata bunga bangkai itu beda lhoo sama rafflesia alnoldii..hii..saya baru tau...^^
Bunga Bangkai

Disebut juga suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m.Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Di alam tumbuhan ini hidup di daerah hutan hujan basah. Bunga bangkai adalah bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.

Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman.

Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.

Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.
(lagi-lagi dari www.koranbaru.com)..
biarlah beda nama yang pasti bunga ini tetep cantik dimata saya..semoga juga sama dimata anad...

Jumat, 21 Mei 2010

Tradisi Sedekah Laut Suku Sawang Di Bangka Selatan



Sabtu, 27 Maret 2010 00:00

Jakarta, VOI Fitur - Suku Sawang merupakan salah satu kelompok masyarakat yang hidup dan menetap di desa Kumbung dan desa Tanjung Sangkar, kecamatan Lepar Pongok, Bangka Selatan. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai nelayan. Turun temurun, semua kebutuhan hidup

mereka tergantung dari hasil laut. Bagi mereka, laut memiliki arti yang sangat penting. Begitu pentingnya arti laut, mereka selalu memberikan persembahan kepada laut. Suku Sawang memiliki cara tersendiri untuk menentukan kapan tradisi persembahan kepada laut dilaksanakan.



Setiap tahun, tradisi ini dilaksanakan ketika mereka mengganggap alam telah mengalami perubahan, seperti angin laut berhembus kencang dan air laut menjadi pasang. Ketika gejala alam itu terjadi, suku Sawang mulai mempersiapkan segala kebutuhan tradisi, seperti memasak makanan dan aneka kue, serta menyiapkan persembahan hasil bumi berupa beras, gula, kopi, dan mie instan. Setelah mempersiapkan aneka macam persembahan, mereka membuat perahu layar yang terbuat dari kayu pohon jeruk antu.

Kayu pohon itu diambil dari pulau Ibul yang terletak di seberang laut desa Kumbung. Untuk mengambil kayu pohon itu, mereka harus berlayar mengarungi laut dari desa Kumbung, kecamatan Lepar Pongok. Oleh suku Sawang, pulau Ibul diyakini sebagai tempat tinggal leluhur pertama suku Sawang. Setelah perahu itu berhasil dibuat dan dihias sedemikian rupa hingga tampak menarik, barulah aneka persembahan yang telah disiapkan sebelumnya itu diletakkan di atas perahu.

Keesokan harinya dan ketika hari tradisi telah tiba, semua suku Sawang dilarang untuk pergi berlayar dan bekerja di laut. Seperti tahun sebelumnya, tradisi sedekah laut selalu dilaksanakan di tepi pantai Kumbung Ujung Gusung, Bangka Selatan. Rangkaian acara tradisi diawali dengan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh tetua adat suku Sawang. Setelah berdoa, acara dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian tradisional suku Sawang yakni Tunjang Angin.



Di Bangka Selatan, setiap kali tradisi sedekah laut dilaksanakan, pertunjukan Tunjang Angin selalu dimainkan. Daya tarik pertunjukan ini yakni seorang lelaki Sawang yang memperlihatkan keahlian berdiri di atas dua buah tiang kayu. Bukan hanya sekedar berdiri diatas tiang, ia-pun menari mengikuti alunan gendang yang dimainkannya sendiri selama beberapa menit. Semnatara ketinggian kayu itu mencapai lebih kurang 5 meter dari permukaan tanah.

Karena atraksi ini relatif berbahaya, hanya lelaki pilihan ketua adat suku Sawang-lah yang boleh menjadi pemain Tunjang Angin. Setelah permainan Tunjang Angin berakhir, acara dilanjutkan dengan pertunjukan tari Gajah Manunggang yang menggambarkan sukacita suku Sawang atas keberkahan hasil laut. Selama pertunjukan berlangsung, tarian ini dominan dengan gerakan seolah mengayuh dayung perahu. Melalui gerakan itu, suku Sawang menunjukkan, sejak dulu hingga kini suku Sawang berprofesi sebagai nelayan.

Sesaat setelah acara pertunjukan itu berakhir, para tetua adat mulai melaksanakan acara inti yakni larung sesaji atau dalam bahasa tradisional suku Sawang disebut Buang Jung. Sambil diiringi pembacan doa, perahu kayu berisikan aneka makanan yang telah disiapkan sebelumnya itu dibawa ke tepian laut dan dilarung. Meskipun perahu itu mulai terbawa ombak hingga ke tengah laut, semua warga Sawang masih tetap berdiri di tepi pantai sambil memanjatkan doa kepada Sang Pencipta.

Bagi mereka, ritual Buang Jung ini menjadi ungkapan terima kasih kepada laut dan Sang Pencipta atas hasil laut yang telah diperoleh. Mereka berharap, melalui sesaji itu, laut dapat menjaga para nelayan suku Sawang dari segala macam bencana ketika berlayar di laut. Ketika perahu sesaji itu berlayar semakin jauh terbawa ombak dan tidak lagi terlihat dari tepian pantai, barulah suku Sawang kembali ke rumah dan melanjutkan aktifitas keseharian mereka. Ari-Ike/LPP RRI

Ekowisata..

Apa yang disebut dengan ekowisata atau sering juga ditulis atau disebut dengan ekoturisme, wisata ekologi, ecotoursism, eco-tourism, eco tourism, eco tour, eco-tour dsb?

Rumusan 'ecotourism' sebenarnya sudah ada sejak 1987 yang dikemukakan oleh Hector Ceballos-Lascurain yaitu sbb:

"Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the areas."

"Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini."

Rumusan di atas hanyalah penggambaran tentan kegiatan wisata alam biasa. Rumusan ini kemudian disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun 1990 yaitu sebagai berikut:

"Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people."

"Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahtraan penduduk setempat”.

Definisi ini sebenarnya hampir sama dengan yang diberikan oleh Hector Ceballos-Lascurain yaitu sama-sama menggambarkan kegiatan wisata di alam terbuka, hanya saja menurut TIES dalam kegiatan ekowisata terkandung unsur-unsur kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahtraan penduduk setempat. Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan pontensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berkesinambungan. Dengan kata lain ekowisata adalah kegiatan wisata alam plus plus. Definisi di atas telah telah diterima luas oleh para pelaku ekowisata.

Adanya unsur plus plus di atas yaitu kepudulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat setempat ditimbulkan oleh:

1. Kekuatiran akan makin rusaknya lingkungan oleh pembangunan yang bersifat eksploatatif terhadap sumber daya alam.
2. Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.
3. Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif masyarakat setempat.
4. Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi ('economical benefit') dari lingkungan yang lestari.
5. Kehadiran wisatawan (khususnya ekowisatawan) ke tempat-tempat yang masih alami itu memberikan peluas bagi penduduk setempat untuk mendapatkan penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter, membuka homestay, pondok ekowisata (ecolodge), warung dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan mereka atau meningkatkan kualitas hidpu penduduk lokal, baik secara materiil, spirituil, kulturil maupun intelektual.

Sedangkan pengertian Ekowisata Berbasis Komunitas (community-based ecotourism) merupakan usaha ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi oleh masyarakat setempat. Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan ekowisata dari mulai perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan ekowisata sebanyak mungkin dinikmati oleh masyarakat setempat. Jadi dalam hal ini masyarakat memiliki wewenang yang memadai untuk mengendalikan kegiatan ekowisata.
http://www.ekowisata.info/definisi_ekowisata.html

debur ombak

Tarian senja di Pantai Pasir Padi



Sedih, merana, sepi, terbuang...
Foto ini saya ambil di sekitar Hutan Mangrove Pantai pasir Padi Pulau Bangka.
bentuk sebuah keprihatinan dari makin merananya Kerukan Alam yang terjadi di bumi ini, khususnya di Pulau Bangka, saya lahir dan di besarkan di Pulau ini saya masih ingat ketika kecil sering bermain di sungai-sungai kecil dan membuat petulangan kecil di hutan-hutan sekitarnya...kini saya sudah ga' bisa lagi bernostalgia dengan tempat bermain alam masa kecil saya.
terlalu banyak tangan-tangan pengeruk sumber daya alam yang meluluh lantakkan taman bermain saya..
sungai kecil diganti air keruh yang membuat orang makin tak acuh, hutan-hutan kini jadi lapangan terbuka perkebunan sawit dan penambangan timah yang makin marak...
berharap pada siap lagi... tak bisa lagi saya berbagi dan bercerita tentang indahnya Pulau kelahiran saya...
sama seperti tarian Senja Mangrove ini yang makin terkikis habis,,,
BUMIku....T_T...

Iseng...disudut Pantai Batu Perahu Toboali



Pantai Batu Perahu sore hari, yang terpikirkan oleh saya waktu melihat hasil bidikan ini...humhhhhhh...PENANTIAN..
seringkali kita berada dalam situasi menanti atau dinanti..
harapan menjadi salah satu motivasi, penyemangat walau kadang kita ga' tau apa yang menanti kita didepan sana...
semangat untuk memperjuangkan harapan itulah yang membuat orang bersemangat menjalani hidup....^_^

Anak Pantai..



"...Lebih memilih gunung atau pantai???"
ingat pertanyaan yang pernah ditanyakan seorang teman waktu kuliah dulu, katanya sich bisa mengetahui kepribadian orang melalui ini he..he... percaya ga' percaya orang yang lebih memilih gunung akan cenderung penutup dan penyendiri sedangkan yang memilih pantai orang yang terbuka...
waktu itu saya menjawab kedua-duanya, kecintaan pada pemandangan alam kadang bisa membuat lupa diri dan ga' mau pulang, apa lagi kalo di temani nikky, kamera DSLR Nikon D40 yang membuat saya bila klak klik autis...
selalu ada sesuatu yang membuat fresh oak setiap kali mendengar deburan obak dipantai, bermain pasir dengan kaki, persaan yang ga' bisa diungkapkan. Atau kadang saya merasa di selimuti suasana romantis heheh (ALAY.com)....keindahan ciptaan Tuhan ini memang tak habis-habisnya buat disyukuri..
sama saat saya kemudian mesti bertugas di Selatan Pulau Bangka yang Keindahan Panorama Pantainya tak kalah dengan Pulau Bali hanya saja pengelolannnya masih kurang. ada Pantai Tanjung Krasak yang indah atau bagi yang ingin menikmati yang dekat dengan kota ada Pantai Batu Perahu dan Pantai Nek Haji atau Pantai Payak Ubi yang dekat dengan Pasar Suka Damai tempat nelayan berjualan ikan..
rasanya saya memang terlahir menjadi anak Pantai wkwkw...jiwa gila saya langsung naik begitu melihat pasir putih dan kontur bebatuan pantai yang unik...nice object...like this bangeth,...